Diriwayatka dari Ibnu Abas
ra, menjelang wafatnya Rasulullah Saw, Bilal disuruh mengumandangkan adzan
untuk sholat lalu berkumpulah par sahabat dari golongan Anshar dan Muhajirin, Rasulullah
sholat dua rakaat bersama mereka, lalu dilanjutkan dengan khutbahnya :
“wahai sekalian kaum muslimin aku adalah utusan
allah untuk kalian, penasihat kalian dan yang mengajak kalian ke jalan alloh,
dengan izinNya. aku dan kalian bagaikan saudara kandung dan bapak yang penuh
kasih sayang, siapapun yang merasa pernah teraniaya maka berhak menuntut balas
kepada pribadiku. Tegakkanlah dan mengakulah segera sebelum aku di tuntut kelak
di hari kiamat”
Tiada seorangpun
diantara mereka yang mengaku dan menuntut balas terhadap Beliau Saw. Sehingga
beliau mengulangi untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya, lalu berdirilah
seorang pria bernama Akasyah bin Muhshan, ia berdiri dihadapan beliau dan
berkata; “demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah
kalau saja engkau tidak umumkan berulang-ulang, akupun tidak mungkin mengajukan
tuntutan ini, sungguh aku pernah besamamu waktu perang badar, untaku berjalan mengikuti
untamu, lalu aku turun mendekatimu supaya aku dapat mencium pahamu, namun
engkau tiba-tiba mengangkat tongkatmu dan memukul untamu supaya berjalan cepat,
dan disaat itulah pukulan itu mengenai tulang rusukku, aku tidak tahu pasti
apakah itu di sengaja atau tidak?”
Rasulullah Saw
menjawab “Wahai Akasyah, itu memang tiada
unsur kesengajaan utuk memukulmu” lalu beliau Saw menyuruh Bilal “ Hai bilal, ambilkan tongkatku di rumah
Fatimah, putriku”
Kemudian Bilal keluar
masjid seraya meletakkan tangannya di kepala, ia berkata pada dirinya sendiri “Apakah Rasul bersiap siap untu menerima
balasannya?”
Sesampainya dirumah
Fatimah Ia mengetuk pintunya dn ia ditanya “
siapakah itu?”
“Aku, bilal dirusuh untuk mengambil tongkat
Rasul” jawab bilal.
“Untuk apa ayahku menyuruh mengambil
tongkatnya, wahai bilal?”
Tanya Fatimah
“sungguh Rasulullah tengah bersiap siap untuk
menerima balasan pukulan, wahai Fatimah”
Fatimah kembali
bertanya “siapakah orangnya yang sampai hati menuntut balas terhadap
Rasulullah, wahai Bilal?”
“Akasyah bin Muhshan” jawab Bilal
Setelah bilal
mengambil tongkat itu, ia segera kembali ke masjid dan menyerahkan tongkat itu
kepada Rasulullah Saw, selanjutnnya tongkat itu diserahkan Rasull pada Akasyah
Namun seketika itu
pula Abu bakar dan Umar berdiri, mereka berkata “Hai Akasyah kami tidak sampai hati melihat pembalasan pukulanmu Terhadap Rasull, dan sebagai gantinya pukulah
kami berdua”
Lalu Ali ra. Pun
berdiri dan berkata “Hai Akasyah
sepanjang hidupku aku selalu disamping Rasull dan aku tidak sampai hati melihat
pembalasanmu terhadapnya, untuk itu pukulah punggungku, perutku dan seluruh
tubuhku”
Kemudian Rasulll
berkata “Hai Abu Bakar dan Umar, duduk
dan tenanglah kalian berdua, sungguh kedudukan kalian berdua telah di ketahui
di sisi Allah Swt “. Kepada Ali beliaupun berkata “Tenanglah dan duduklah kamu, sungguh kedudukanmu dan maksudmu telah di
catat disisi Allah”
Kemudian Hasan dan
Husain pun berkata “Hai Akasyah, tidak
kenalkah kamu pada cucu Rasull ini? Lakukanlah pembalasanmu kepada kami berdua,
sampai engkau puas”
Rasul Saw bersabda “Wahai buah htiku, Hasan dan
Husain, Duduklah dan tenanglah”
Kemudian Rasulullah
berkata “Hai Akasyah Pukulah aku jika
kamu menghendaki”
“Wahai Rasulullah, engkau dulu ketika memukulku,
aku tidak memakai baju atas”
jawab Akasyah
Rasulullah lalu
melepas baju atasnya hingga menangislah
semua yang hadir pada waktu itu. Namun ketika itu pula Akasyah memegang dan
mencium punggung beliau yang putih itu sambil berkata “kutebus dirimu dengan jiwaku, wahai rasul, siapakah yang sampai hati memukulmu,
sungguh tindakan ini aku lakukan hanya untuk dapat menyentuh tubuhmu, dengan
harapan tubuhky dapat terpelihara dari sengatan api neraka berkat kehormatanmu”
Lalu Rasulullah bersabda “ketahuilah wahai para sahabat,
siapa yang ingin melihat ahli surga? Maka pandanglah wajah ini” menunjuk
Akasyah
Maka berdirilah orang
orang yang hadir dan menciumi diantara kedua mata Akasyah seraya berkata “beruntunglah engkau telah memperoleh tingkat
yang tinggi dan berkawan dengan Rasulullah kelak di surga”
-----ooO0Ooo-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar